π— π—˜π—‘π—šπ—”π—£π—” π—žπ—œπ—§π—” π— π—˜π— π—˜π—₯π—Ÿπ—¨π—žπ—”π—‘ π—œπ— π—”π—‘?

π— π—˜π—‘π—šπ—”π—£π—” π—žπ—œπ—§π—” π— π—˜π— π—˜π—₯π—Ÿπ—¨π—žπ—”π—‘ π—œπ— π—”π—‘?

Oleh: 𝑫𝒓. 𝑷𝒆𝒕𝒆𝒓 𝑲𝒓𝒆𝒆𝒇𝒕

Kita memerlukan iman karena dunia kita penuh dengan  kematian.

Begitu juga kita. Setiap orang akan mati. Begitu juga tiap bangsa. Banyak individu-individu dan bangsa-bangsa akan saling membΓΉnΓΉh. Dunia kita selalu menjadi dunia yang berperang dengan dirinya sendiri, karena dunia telah berperang dengan Allah.

“Kita tidak berdamai dengan orang lain karena kita tidak berdamai dengan diri kita sendiri. Dan kita tidak berdamai dengan diri kita sendiri karena kita tidak berdamai dengan Allah” (Thomas Merton).

Kodrat manusia tidak berubah. Hari ini kita hidup di mana Wakil Kristus menyebutnya “budaya kematian,” sebuah budaya yang membΓΉnΓΉh anak-anak sebelum lahir dan membΓΉnΓΉh anak-anak setelah lahir, membΓΉnΓΉh orang yang tidak bersalah dan orang yang beriman dan keluarga-keluarga. Apa jawaban dari budaya kematian ini?

Iman. Iman Katolik adalah jawabannya.

Beriman di dalam Allah yang tidak meninggalkan kita di dalam kegelapan, tetapi telah menampakkan diri-Nya sendiri sebagai Pencipta kita; yang, karena kasih-Nya, menciptakan kita untuk hidup mencintai, di dunia ini dan yang akan datang.

Beriman di dalam Injil, Kabar Baik dari Manusia yang berkata Ia adalah Allah yang turun dari surga untuk mati di Salib, untuk menyelamatkan kita dari dosa dan untuk membangkitkan kita dari maut serta menyelamatkan kita dari kematian.

Beriman di dalam Gereja, Ia meninggalkan kepada kita tubuh-Nya yang kelihatan di bumi, diberi kuasa oleh Roh-Nya, mempunyai otoritas untuk mengajar di dalam nama-Nya, dengan otoritas-Nya: untuk mengundang kita agar percaya kebenaran Injil-Nya, untuk menjalani kehidupan cinta-Nya, dan untuk merayakan sakramen-sakramen kehadiran-Nya.

Gereja ini satu-satunya yang memastikan kita dan terang yang dapat dipercaya di dalam dunia yang indah tapi rusak ini.

Iman adalah jawaban terhadap ketakutan. Jauh didalam lubuk hati, kita semua ketakutan: atas penderitaan kita, kematian, penghakiman Allah, ketidaktahuan, kelemahan, kehidupan kita yang terpeleset jatuh jauh dari kendali kita, atau kita tidak dimengerti dan dicintai. Kita berdosa karena kita ketakutan. Kita mengganggu orang yang lemah karena kita pengecut.

Iman melenyapkan ketakutan, seperti cahaya mengusir kegelapan. Allah telah memancarkan sinarnya ke dalam dunia kita, dan sinarnya lebih kuat daripada kegelapan. (Yohanes 1:5)

Cahaya itu adalah Yesus Kristus.

Komentar