𝗦𝗜𝗠𝗕𝗢𝗟𝗜𝗦𝗠𝗘 𝗣𝗘𝗥𝗠𝗔𝗧𝗔 𝗗𝗜 𝗧𝗔𝗡𝗚𝗔𝗡 𝗕𝗨𝗡𝗗𝗔 𝗠𝗔𝗥𝗜𝗔 𝗗𝗔𝗟𝗔𝗠 𝗣𝗘𝗡𝗔𝗠𝗣𝗔𝗞𝗔𝗡 𝗠𝗘𝗗𝗔𝗟𝗜 𝗪𝗔𝗦𝗜𝗔𝗧

𝗦𝗜𝗠𝗕𝗢𝗟𝗜𝗦𝗠𝗘 𝗣𝗘𝗥𝗠𝗔𝗧𝗔 𝗗𝗜 𝗧𝗔𝗡𝗚𝗔𝗡 𝗕𝗨𝗡𝗗𝗔 𝗠𝗔𝗥𝗜𝗔 𝗗𝗔𝗟𝗔𝗠 𝗣𝗘𝗡𝗔𝗠𝗣𝗔𝗞𝗔𝗡 𝗠𝗘𝗗𝗔𝗟𝗜 𝗪𝗔𝗦𝗜𝗔𝗧
Oleh : 𝗣𝗵𝗶𝗹𝗶𝗽 𝗞𝗼𝘀𝗹𝗼𝘀𝗸𝗶 

𝘒𝘦𝘵𝘪𝘬𝘢 𝘚𝘵. 𝘊𝘢𝘵𝘩𝘢𝘳𝘪𝘯𝘢 𝘓𝘢𝘣𝘰𝘳𝘦 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘗𝘦𝘳𝘢𝘸𝘢𝘯 𝘔𝘢𝘳𝘪𝘢, 𝘥𝘪𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘪 𝘱𝘦𝘳𝘮𝘢𝘵𝘢 𝘥𝘪 𝘵𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘪 𝘴𝘪𝘮𝘣𝘰𝘭𝘪𝘴𝘮𝘦 𝘶𝘯𝘪𝘬.

St. Catharina Labore mendapat penglihatan luar biasa tentang Perawan Terberkati yang akan menjadi dasar pembuatan Medali Wasiat. 

Namun, ada bagian tertentu dari penglihatannya yang tidak terlihat pada medali tersebut, seperti permata yang dilihat St. Catharina di tangannya. 

Di bawah ini adalah deskripsi St. Catherine tentang permata tersebut, seperti yang dicetak dalam buku tahun 1892, 𝘛𝘩𝘦 𝘚𝘢𝘤𝘳𝘢𝘮𝘦𝘯𝘵𝘢𝘭𝘴 𝘰𝘧 𝘵𝘩𝘦 𝘏𝘰𝘭𝘺 𝘊𝘢𝘵𝘩𝘰𝘭𝘪𝘤 𝘊𝘩𝘶𝘳𝘤𝘩. 

Mata [Bunda Maria] mengarah ke Surga dan wajahnya bersinar saat dia mempersembahkan bola bumi kepada Tuhan kita. Tiba-tiba jari-jarinya 𝗱𝗶𝗽𝗲𝗻𝘂𝗵𝗶 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗰𝗶𝗻𝗰𝗶𝗻-𝗰𝗶𝗻𝗰𝗶𝗻 𝗱𝗮𝗻 𝗯𝗮𝘁𝘂-𝗯𝗮𝘁𝘂 𝗯𝗲𝗿𝗵𝗮𝗿𝗴𝗮 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗽𝗮𝗹𝗶𝗻𝗴 𝗶𝗻𝗱𝗮𝗵. 𝗦𝗶𝗻𝗮𝗿𝗻𝘆𝗮 𝗯𝗲𝗿𝗰𝗮𝗵𝗮𝘆𝗮 dan terpantul di semua sisi, menyelimuti dirinya dalam cahaya yang begitu menyilaukan sehingga aku tidak bisa melihat kaki maupun jubahnya. Batu-batu itu memiliki ukuran yang berbeda-beda dan cahaya yang memancar darinya kurang lebih cemerlang sebanding dengan ukurannya.

𝗣𝗲𝗿𝗺𝗮𝘁𝗮 𝗧𝗲𝗿𝗮𝗻𝗴 𝗱𝗮𝗻 𝗚𝗲𝗹𝗮𝗽

Menurut Rm. Michael Gaitley, beberapa permatanya terang dan ada pula yang gelap. Dijelaskannya dalam bukunya, 33 𝘋𝘢𝘺𝘴 𝘵𝘰 𝘔𝘰𝘳𝘯𝘪𝘯𝘨 𝘎𝘭𝘰𝘳𝘺, “Bunda Maria menjelaskan arti medali kepada St. Catharina sebagai berikut: Bunda Maria adalah Ratu langit dan bumi. Dia meremukkan Setan, yang tidak berdaya di hadapannya, di bawah kakinya (lihat Kej 3:15). Lengannya terbuka, dan 𝗽𝗮𝗻𝗰𝗮𝗿𝗮𝗻 𝘀𝗶𝗻𝗮𝗿𝗻𝘆𝗮 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗺𝗲𝗹𝗶𝗺𝗽𝗮𝗵 𝗺𝗲𝗿𝘂𝗽𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗿𝗮𝗵𝗺𝗮𝘁 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗱𝗶𝗽𝗲𝗿𝗼𝗹𝗲𝗵𝗻𝘆𝗮 𝗯𝗮𝗴𝗶 𝘀𝗶𝗮𝗽𝗮 𝗽𝘂𝗻 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗺𝗲𝗺𝗶𝗻𝘁𝗮𝗻𝘆𝗮. 𝗣𝗲𝗿𝗺𝗮𝘁𝗮 𝗴𝗲𝗹𝗮𝗽, 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗯𝗲𝗿𝗰𝗮𝗵𝗮𝘆𝗮 𝗽𝗲𝗻𝘂𝗵, 𝗺𝗲𝗹𝗮𝗺𝗯𝗮𝗻𝗴𝗸𝗮𝗻 𝗿𝗮𝗵𝗺𝗮𝘁 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘁𝗲𝗿𝘀𝗲𝗱𝗶𝗮 𝘁𝗲𝘁𝗮𝗽𝗶 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗱𝗶𝘁𝗲𝗿𝗶𝗺𝗮 𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴 𝗸𝗮𝗿𝗲𝗻𝗮 𝗺𝗲𝗿𝗲𝗸𝗮 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗺𝗲𝗺𝗶𝗻𝘁𝗮𝗻𝘆𝗮.”

Simbolisme ini tidak selalu muncul dalam Medali Wasiat, karena permata di tangannya nyaris tidak terlihat, atau seluruhnya berwarna abu-abu.

Nampaknya Maria mencoba menyampaikan dalam penampakannya kenyataan 
bahwa Allah ingin melimpahkan banyak rahmat kepada kita, namun kita tidak selalu meminta rahmat tersebut.

Allah ingin membantu kita, tapi Dia berdiri di depan pintu dan mengetuk. Kita perlu membukakan pintu bagi kasih karunia-Nya dan membiarkan Dia bekerja dalam hidup kita. 

Komentar