Gereja harus terbuka dengan kritik, bebasnya imam dan biarawan/i menggunakan media sosial.

Gereja harus terbuka dengan Kritik
bebasnya Imam dan Biarawan/i menggunakan Media Sosial 
Dengan banyak para biarawan/i bermunculan di media sosial. Ada Beberapa para biarawan/i menyalah gunakan medsos hanya untuk menaikkan followers, mencari popularitas, mencari cuan dan mungkin bisnis. Menurut saya aneh tapi nyata di zaman sekarang, bukan pelayanan gereja katolik yg mereka tonjolkan  melainkan kegiatan kehidupan personal bukan secara gereja katolik.

Untuk itu Imam dan biarawan/ti memang perlu berhati-hati dalam menggunakan media sosial, mengingat peran mereka sebagai pemimpin rohani dan teladan bagi umat. Berikut beberapa alasan mengapa penting bagi mereka untuk lebih bijak dalam beraktivitas di media sosial:

1. Mempertahankan Kehormatan dan Integritas: Sebagai sosok yang dihormati, perilaku di media sosial dapat memengaruhi cara orang memandang mereka. Komentar, gambar, atau tindakan yang tidak pantas dapat merusak reputasi dan mengurangi pengaruh moral.

2. Teladan bagi Umat: Banyak orang melihat imam dan biarawan/ti sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, mereka diharapkan menunjukkan sikap yang baik, penuh kasih, dan etis dalam setiap interaksi online.

3. Menyebarkan Nilai-Nilai Positif: Media sosial bisa menjadi alat yang kuat untuk menyebarkan pesan-pesan positif dan ajaran agama. Namun, jika digunakan tanpa pertimbangan, platform ini juga dapat menjadi tempat penyebaran informasi yang keliru atau menyebabkan perpecahan.

Dengan menjaga kewaspadaan, imam dan biarawan/ti dapat menggunakan media sosial sebagai alat untuk membangun komunitas, menyebarkan kebaikan, dan mendukung misi spiritual mereka, sambil tetap menjaga integritas dan tanggung jawab mereka.

Salve.....

Komentar