BERAPA KALI SEHARUSNYA MELAKUKAN TANDA SALIB DALAM PERAYAAN EKARISTI

BERAPA KALI SEHARUSNYA MELAKUKAN TANDA SALIB DALAM PERAYAAN EKARISTI ?

Tanda Salib adalah tata gerak khas Katolik, dilakukan setiap mengawali dan mengakhiri doa/ibadat termasuk Perayaan Ekaristi. Lalu kapan umat perlu dan tidak perlu membuat Tanda Salib dalam Perayaan Ekaristi. 

Pada dasarnya umat hanya membuat Tanda Salib dua kali, yaitu pada awal dan akhir Perayaan Ekaristi. Marilah kita perhatikan petunjuk-petunjuk berikut.

~ Umat Membuat Tanda Salib :

1. Ketika memasuki gereja sambil menandai diri dengan Air Suci.

2. Berdoa pribadi sebelum Perayaan Ekaristi dimulai dan sesudah Perayaan Ekaristi selesai.

3. Saat mengawali Perayaan Ekaristi dipimpin oleh Imam. Ini membuat Tanda Salib yang pertama.

4. Saat memulai pewartaan Injil dengan Tanda Salib Kecil pada dahi, bibir dan atas pusar.

5. Saat menerima berkat melalui Imam pada akhir Perayaan Ekaristi. Ini membuat Tanda Salib yang kedua.

~ Umat Tidak Perlu Membuat Tanda Salib :

1. Saat akan mengambil dan meninggalkan bangku tempat duduk. Cukup menunduk atau berlutut menghormati Sakramen Maha Kudus atau Altar. Umat tidak perlu membuat Tanda Salib.

2. Saat nenerima absolusi umum. "Semoga Allah yang Maha Kuasa mengasihi kita, mengampuni dosa kita ...", cukup dijawab : "Amin". Umat tidak perlu membuat Tanda Salib.

3. Berdoa sebelum dan sesudah Komuni. Langsung berdoa saja. Umat tidak perlu membuat Tanda Salib.

4. Saat didupai oleh Putra/Putri Altar. Umat berdiri dan membalas penghormatan mereka dengan menundukkan kepala. Umat tidak perlu membuat Tanda Salib.

5. Setelah mendengarkan Homili, umat tetap duduk, hening mengendapkan sabda Tuhan dalam hati. Umat tidak perlu membuat Tanda Salib.

6. Saat Epicleses Consekratoris, permohonan agar Roh Kudus berkenan merubah roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Umat hening untuk memasuki kisah institusi. Umat tidak perlu membuat Tanda Salib.

7. Imam mengangkat Tubuh dan Darah Kristus setelah kisah institusi. Umat memandang dan memberikan tanda hormat/menyembah kemudian menunduk. Umat tidak perlu membuat Tanda Salib.

8. Saat menerima Hosti Kudus dari Imam atau Asisten Imam, cukup memandang, menghormat sambil mengatakan : "Amin". Umat tidak perlu membuat Tanda Salib.

9. Ketika terkena percikan air suci, umat tidak harus membuat Tanda Salib (fakultatif). Tetapi kalau membuat juga tidak masalah, karena bermaksud mengingatkan Sakramen Pembaptisan.

Semoga dengan petunjuk-petunjuk tersebut kita menjadi paham kapan harus membuat Tanda Salib. Sebaliknya kita tidak berulang kali membuat Tanda Salib yang mestinya tidak perlu.

Komentar