๐—ฃ๐—˜๐—ฅ๐—๐—”๐—ก๐—๐—œ๐—”๐—ก ๐—•๐—”๐—ฅ๐—จ, ๐—ฆ๐—จ๐—”๐—ง๐—จ ๐—œ๐—ž๐—”๐—ง๐—”๐—ก ๐—ฆ๐—”๐—ž๐—ฅ๐—”๐— ๐—˜๐—ฅ๐—ก๐—ง๐—”๐—Ÿ

๐—ฃ๐—˜๐—ฅ๐—๐—”๐—ก๐—๐—œ๐—”๐—ก ๐—•๐—”๐—ฅ๐—จ, ๐—ฆ๐—จ๐—”๐—ง๐—จ ๐—œ๐—ž๐—”๐—ง๐—”๐—ก ๐—ฆ๐—”๐—ž๐—ฅ๐—”๐— ๐—˜๐—ฅ๐—ก๐—ง๐—”๐—Ÿ 

Oleh : ๐——๐—ฟ. ๐—ฆ๐—ฐ๐—ผ๐˜๐˜ ๐—›๐—ฎ๐—ต๐—ป 

Dalam seluruh perkataan Yesus, kita dapatkan hanya sekali saja Ia menggunakan  frasa yang kita terjemahkan sebagai "Perjanjian Baru". Namun istilah itu bukan suatu wasiat, bukan pula suatu buku, melainkan suatu ikatan sakramerntal.

Santo Pauluslah yang menyampaikan catatan sejarah tertua mengenai kejadian itu dalam surat Pertama kepada jemaat Korintus: "Demikian juga Ia [Yesus] mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: “Cawan ini adalah perjanjian baru [he kaine diatheke/แผก ฮบฮฑฮนฮฝแฝด ฮดฮนฮฑฮธฮฎฮบฮท] yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!” (1Kor 11:25)*

Apa yang dilakukan Yesus dan yang diamanatkan kepada mereka yang hadir untuk "melakukannya...menjadi peringatan" jelas-jelas sangat penting. Perkataan-Nya menyampaikan maksud yang sungguh mendalam dan Ia mengatakan itu dalam konteks yang paling berat: upacara perjamuan makan kurban Paskah pada awal sengsara-Nya yang suci.

Kejadian itu juga jelas-jelas penting bagi Gereja perdana.. Kisah persembahan roti dam anggur dalam ketiga Injil   sinoptik, seperti dalam surat Paulus itu. Hubungan antara cawan dengan "perjanjian" terdapat pada Injil Lukas (Luk 22:20) sama seperti yang terdapat dalam Surat Paulus.

Kalimat-kalimat itu jelas menandakan peristiwa ritual yang menetapkan "Perjanjian Baru". Yesus menyamakan peristiwa khusus itu - dan bahkan unsurnya, cawannya - dengan Perjanjian Baru.

Perkataan Yesus mengingatkan nubuat Yeremia (Yer 31:31), tetapi juga kisah pengesahan  perjanjian Israel dengan Allah di Gunung Sinai. Musa mengikatkan berlakunya perjanjian itu kepada seluruh umatnya dengan upacara pemercikan darah hewan kurban atas mereka: "Inilah darah perjanjian yang diadakan Tuhan dengan kamu" (Kel 24:8).

Tindakan Yesus, seperti Musa, menetapkan suatu perjanjian dan itu dilakukan dengan penyampaian darah kurban yang dibagikan kepada semua yang termasuk dalam keluarga perjanjian. Maka dalam kata-kata yang hanya sekali-kalinya itu saja digunakan Yesus, kita dapatkan istilah "Perjanjian Baru" yang tidak merujuk pada buku, melainkan suatu ritus, atau suatu tatanan baru yang timbul dari ritus itu.

Penggunaan istilah "Perjanjian Baru" dalam surat-surat mengukuhkan hubungan itu. Istilah "perjanjian baru"  muncul  berulang kali dalam lingkup percakapan tentang liturgi atau pelayanan atau karya perantaraan imam - yaitu karya Kristus dan karya Gereja.

Dari Santo Paulus kita tahu bahwa Tuhan telah menjadikan Paulus dan rasul-rasul yang lain "sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu Perjanjian Baru"  (2 Kor 3'6). Kata "pelayan" yang dalam kata aslinya "diakonous/ฮดฮนฮฑฮบฯŒฮฝฮฟฯ…ฯ‚" atau diakon baik bagi umat Kristiani abad pertama maupun bagi orang Yahudi abad pertama merupakan suatu jabatan liturgis, suatu pelayanan suci (lih. 1 Tim 3:8-13). 

Dalam surat kepada Orang Ibrani, kita dapatkan dua rujukan "perjanjian baru", dan keduanya terdapat pada bahasan bab 8 tentang peralihan imam yang mempersembahkan kurban. Nanti, dalam surat yang sama kita baca Kristus sebagai "Pengantara dari perjanjian yang baru" (Ibr 9:15 dan 12:24). Ia adalah imam pengantara yang milikNyalah sendiri "darah pemercikan... yang lebih kuat berbicara daripada darah Habel". Padat dengan gambaran-gambaran persembahan kurban, kalimat ini mungkinlah sekali adalah rujukan pada liturgi Ekaristi Gereja, "jemaat [Ekklesia= Gereja] anak-anak sulung" (Ibr 12:23) yang di berhimpun pada "Bukit Sion" (Ibr 12 :22, boleh jadi pelukisan tempat Perjamuan Malam Terakhir Yesus),"kota Allah yang hidup, Yerusalem Surgawi" bersama dengan "beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah". 

Maka demikianlah, ketika frasa "perjanjian baru" muncul dalam dokumen yang sekarang kita kenal sebagai Perjanjian Baru, tampaknya terus menerus berada di tengah-tengah pembahasan mengenai liturgi persembahan kurban dan jabatan imam. Perjanjian disamakan dengan lambang upcaranya, dan dilakukan oleh orang yang memangku jabatan kultis berdasarkan pilihan ilahi. 

* Dalam Injil Matius dan Markus kita dapatkan Yesus berkata tentang cawan yang berisi "darah Perjanjian" (Mat 26:28 dan Mrk 14:24). Jelas hanya sekali inilah istilah diatheke/ฮดฮนฮฑฮธฮฎฮบฮท muncul dalam kitab-kitab itu. Sedangkan Lukas mengikuti Paulus dalam menggunakan kata baru. 

Komentar